Wamenag: Pesantren Jawaban Meningkatnya Ghirah Belajar Agama Umat

    Wamenag: Pesantren Jawaban Meningkatnya Ghirah Belajar Agama Umat
    Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi

    SUMBAWA - Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi mengapresiasi tumbuhnya semangat masyarakat untuk belajar agama dalam beberapa tahun terakhir. Namun, Wamenag berharap agar semangat itu tidak hanya berbasis pembelajaran melalui internet dan media sosial yang sulit dipastikan kesesuaian metode pembelajaran, sanad keilmuan, dan kapasitas pengajar agamanya.

    "Pendidikan model pesantren dapat menjadi jawaban atas meningkatnya semangat masyarakat untuk belajar agama saat ini, " terang Wamenag saat memberi sambutan pada Wisuda SMP dan SMA Pesantren Modern Internasional Dea Malela di Sumbawa, Sabtu (1/5/2021).

    Hadir, Pengasuh Pesantren Moderen Internasional Dea Malela, Prof. Dr. KH. Din Syamsuddin, MA, Bupati Sumbawa, serta sejumlah santriwan santriwati yang diwisuda.

    Menurut Wamenag, pembelajaran agama yang keliru terbukti berpengaruh pada munculnya eksklusivisme beragama dan intoleransi, yang berpotensi konflik di tengah masyarakat, serta mengancam kesatuan bangsa dan nilai-nilai kemanusiaan. 

    Sementara itu, sebagai institusi pendidikan warisan para ulama, pesantren terbukti telah berhasil melahirkan banyak individu unggul di berbagai bidang, yang memahami dan mengamalkan nilai ajaran Islam, dengan tetap mengedepankan ilmu dan akhlak, berjiwa mandiri, seimbang, dan moderat. 

    Bahkan, kata Wamenag, jauh sebelum kemerdekaan, masyarakat pesantren telah berkontribusi dalam bidang dakwah, pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. "Lewat perjuangan dan kepemimpinan para ulama, pesantren mampu memberikan kontribusi besar dalam mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia, " jelasnya.

    "Capaian keberhasilan pesantren dalam kontribusi positif kepada bangsa dan negara sangat penting untuk terus dipertahankan. Termasuk tugas pesantren yang tidak kalah penting adalah menjaga dan mengawal moral, akhlak bangsa dan menebarkan pemahaman beragama yang toleran (tasamuh), moderat (tawasuth), seimbang (tawazun), adil dan berkemajuan, " lanjutnya.

    Wamenag yakin bahwa pesantren adalah tonggak utama dalam mengawal moderasi beragama. Moderasi beragama sesungguhnya menjadi solusi antara dua ekstremitas beragama, yaitu ekstremitas ultrakonservatif dan ekstremitas liberal. 

    Wamenag mengucapkan selamat kepada para santri yang diwisuda dan berharap mereka mendapat ilmu yang bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakat luas. 

    Pesan senada disampaikan pengasuh pesantren, Prof Dr. KH Din Syamsuddin, MA. Dia mengingatkan para santri untuk memegang teguh ikrar. Para santri juga harus terus menebarkan ajaran Islam sebagai agama rahmat din ar-rahmah untuk sekalian alam.

    Pesan lainnya, para santri bisa menjadi bagian dari ummatan wasathan, umat yang tengahan,  adil dan pilihan, agar menjadi saksi atas perbuatan manusia. Kepada para pengurus, Din berharap Pesantren Modern Internasional (PMI) Dea Malela bisa menjadi lembaga pendidikan berkeunggulan di tingkat global dalam melahirkan sumber daya insani beriman yang mandiri, kreatif, inovatif dan kompetitif.(***)

    Zainut Tauhid Sa'adi
    Tony Rosyid

    Tony Rosyid

    Artikel Sebelumnya

    Menag Launching Peta Jalan Kemandirian Pesantren

    Artikel Berikutnya

    Menag Yaqut Cholil Qoumas Ungkap Tiga Alasan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Jika Anda Seorang Pejabat, Sebuah Renungan dari Hati ke Hati
    Hendri Kampai: Indonesia Baru, Mimpi, Harapan, dan Langkah Menuju Perubahan
    Hendri Kampai: Buat Mobil Listrik Itu Jauh Lebih Mudah, Indonesia Pasti Bisa!
    Hendri Kampai: Indonesia Emas, Janji Manis di Bibir, Duri di Jalan Pendidikan

    Ikuti Kami

    Berita Acak